Malam ini aku susah tidur, padahal sudah hampir tengah malam.. sempat kugerutui diriku sendiri dengan membolak-balik posisi mencari yang ternyaman, tiba2 terdengar bunyi gembok depan rumahku berdenting, aku merasakan
ada seseorang didepan..
ayah? Mungkin.. tapi suaranya hanya sekali .. tidak menunjukkan ada tanda2 benar orang membuka gembok depan, gembok itu agak sensitif, sedikit gerakan yang tidak wajar akan menimbulkan decitan..
ayah sedang diajak kebromo dengan sodara.. jadi tidak ada laki2 dirumah ini yang memang notabene aku 3bersaudari anak dari ayah dan ibu..
meskipun begitu aku tidak takut.. karna gembok yang dari tadi jadi tokoh utama kita ini tidak berdenting lagi.. tanda tiada pemaksaan.. tapi suara denting yang hanya sekali tadi mampu mengingatkanku akan kejadian beberapa tahun yang lalu.. sama seperti kali ini, waktu itu aku tidur cukup larut, hanya bedanya waktu itu aku ditemani televisi, suara tangga didapur belakang yang terbuat dari besi berdenting beberapa kali, jarak antara ruang tv dan dapur belakang dipisah koridor dan dapur utama, alhasil harus keluar dan membuka beberapa pintu untuk sampai kesana yang membuatku malas melihat apa yang sebenarnya berbunyi.
sungguh aku tidak takut dan berfikiran jauh seperti 'jangan2 itu bunyi hantu menggoda?' Aku hanya malas melihat dan tidak merasakan hal yang mungkin dikhawatirkan orang tua jika mereka yang mendengar denting tidak wajar beberapa kali seperti ini, kala itu mungkin aku masih berusia sekitar 16tahun, sangat belia untuk berfikiran takut, aku tetap asik menonton tv..
suara dentingan tangga besi itu terus berbunyi.. sayup.. sesekali.. dan terkadang agak keras menggema.. aku mulai merasa risih, apa gerangan??
Kubuka sedikit tirai di cendela ruang tv, ku tengok keadaan diluar, hening..
aq mendongak ke arah loteng rumah yang dibuat untuk jemuran, senyap..
tentu saja ta' bisa terlihat apapun, aku hanya melihat dari kaca cendela ruang tv, tak lebih.. aku tutup kembali tirai berwarna pink itu..
sayup2 denting kembali berbunyi, suara yang asing.. terkadang suara seperti kayu bagai diketukan ke handle tangga tersebut, aku sempat penasaran..
aku mulai merinding, suara ini terlalu tidak wajar
ku kecilkan volume tv, suara itu hilang.. aku kembali berusaha asyik menonton, melupakan suara2 asing itu, sedikit cerita2 horor jadi mulai terngiang difikiranku.. tapi aku belum ingin tidur, dilema antara menyayangkan film yg masih terputar dan antara ketakutan yang menyergap, aku berpura2 tidak mendengar apapun
Debum! Sayup tapi sangat jelas.. suara sesuatu yang jatuh ke tanah, sekarang bukan datang dari arah belakang lagi, tapi disamping rumah.. disusul sebuah suara sapi.. astagaaa! aku terlalu mendramatisir kejadian ini ternyata..
sepertinya suara sapi yang jatuh untuk bersiap tidur.. aku memperbaiki fikiran burukku.. suara denting tangga tidak terdengar lagi.. dan semua kembali senyap
hanya aku.. dan tv..
Pagi hari yang cerah untuk menceritakan incident yang aku alami semalam, aku punya kebiasaan di rumah menceritakan mimpi2 konyolku ketika tidur, tapi belum sempat aku membuka mulut untuk menceritakan incidentku, aku dikejutkan keramaian dibelakang rumah yang nampak bercerita dengan serunya.. bukan hanya ibu, ayah, mbak, tapi juga pakde, tante, mbah dan bahkan ada juga tetangga samping rumah, fikiranku semakin tertuju pada incident semalam..
'Ada apa?' Tanyaku pada mbak
'kita kemalingan' jawabnya lesu
Mereka semua yang dibelakang nampak menyusuri jejak yang tertinggal ditanah menerka-nerka siapa dalang dibalik ini semua
Aku kecil berkata pada ibu di belakang yang nampak terpukul, 'aku semalam denger suara2 aneh buk, tapi ga terfikir sampe sini, maaf..'
Rautnya nampak penuh penyesalan, pakde berkata dengan suara beratnya, 'kenapa ga bilang??? Kenapa ga bangunin ayah?'
Ibu membela dengan menghembuskan nafas maklum, 'karin masih kecil.. ga mungkin ngerti kaya gini2....'
'Astaga.. mungkin dia kena sirep (guna2 biar lupa)' tanggap yang lain
Aku menyesali diriku yang kecil dan pengecut ini, suara semalam terngiang sangat jelas.. hingga kini
Suara itu masih sangat bisa aku gambarkan dengan pasti, mungkin kalo aku diminta untuk mereka-ulang adegan seperti di acara berita2 di tv, aku bisa.. bahkan saat ini pun juga masih bisa padahal sudah beberapa tahun terlewat,
aku masih belum pernah bisa memaafkan diriku sendiri yang kecil dan naif..
Suara itu nyata dan aku tidak menyadarinya??
Dentingan2 kecil itu berputar seperti adegan harry potter masuk di masalalu tom riddle, tak terlihat tapi mampu menyaksikan seperti berada pada masa itu juga,
dan pikiranku melihat kejadian semalampun nyata seperti itu.. suara dentingan kaki2 mereka yang belum terbiasa melewati tangga besi putar rumah kami dalam keadaan gelap gulita, suara yang lebih keras menggema ialah suara kaki di loteng atas, kaki2 menjinjit itu tetap meninggalkan suara karna kelamnya malam, suara gedebum jatuh ketanah yang ku sangka sapi tetangga adalah sebenarnya si gerombolan yang diketahui 3 orang itu melemparkan 'hak kami' ke tanah di bawah, di pekarangan tetangga.. dari loteng atas!
ah andai aku lebih dewasa untuk mengerti segala kemungkinan dari kehidupan yang keras ini..
andai aku setidaknya mampu mencegah dengan berjalan ke belakang, ke dapur utama untuk mencegah tangan2 kotor itu menyakiti hati kami sekeluarga..
andai aku bisa lebih faham dan pintar dalam menganalisa sehingga tau apa yang seharusnya aku teriakkan atas tindakan mereka..
Astaga ALLAH ku.. kenapa ada umat-MU yang lancang dan ta' berperi kemanusiaan seperti itu?? Dangan dalih kesempatan? Atau kesempitan yang melanda hidupnya? Mereka tahu apa tentang keluarga kami hingga menjadikan kami sasaran antusias kemelencengan hidup mereka?? Andai aku bisa mengulang waktu..
perasaan bernama 'andai' itu masih terngiang hingga kini, hingga dibawah lampu teras rumah lewat sebuah siluet hitam! hanya siluet tapi sangat jelas karna gelapnya kamarku dan terangnya lampu luar..
aku diam untuk beberapa saat, mencerna apa yang akan terjadi selanjutnya, aku ingin sebuah kejutan dan mempermainkan kejutan itu dengan dendamku yang berapi, dendam atas aku yang ta' bisa memaafkn diriku sendiri, agar dunia tahu orang2 jahat seperti mereka akan menemukan getah dan ketidak amanan dalam aksi bakan hidupnya, hatinya akan dipenuhi rasa bersalah! jika mereka masih memiliki hati..
Tiba2 bayangan itu bergerak, aku menutup mata untuk mendengar, tapi jantungku ta' bisa bohong bahwa aku takut..detik2 berikutnya begitu terasa lama..
fikiranku yang bercampur dengan kantuk belum bisa menganalisa suara apa selanjutnya yang bakal terjadi, aku harus bisa menguatkan hati, begitu fikirku.
'Rin'
Jantungku semakin sport,
'dting dting', suara cendela kaca kamarku yang berukuran bioskop diketuk bersamaan dengan panggilan namaku, otakku masih berputar mencerna suara yang terdengar
Bunyi itu berulang, astaga itu ayah!
Sedikit kelegaan dalam bathinku, tapi aku tetap waswas, sebelum ku buka pintu ruang tamu, sempat ku intip dari cendela, ta'nampak wajahnya.. aku hanya melihat jaket hitam yang ayah kenakan tadi sebelum berangkat.
aku buka pintu dengan hati2, ayah masuk tanpa menoleh kepadaku, aku ta' bisa melihat wajahnya di ruang tamu yang gelap ini, aku memanggilnya dan...
ayah? Mungkin.. tapi suaranya hanya sekali .. tidak menunjukkan ada tanda2 benar orang membuka gembok depan, gembok itu agak sensitif, sedikit gerakan yang tidak wajar akan menimbulkan decitan..
ayah sedang diajak kebromo dengan sodara.. jadi tidak ada laki2 dirumah ini yang memang notabene aku 3bersaudari anak dari ayah dan ibu..
meskipun begitu aku tidak takut.. karna gembok yang dari tadi jadi tokoh utama kita ini tidak berdenting lagi.. tanda tiada pemaksaan.. tapi suara denting yang hanya sekali tadi mampu mengingatkanku akan kejadian beberapa tahun yang lalu.. sama seperti kali ini, waktu itu aku tidur cukup larut, hanya bedanya waktu itu aku ditemani televisi, suara tangga didapur belakang yang terbuat dari besi berdenting beberapa kali, jarak antara ruang tv dan dapur belakang dipisah koridor dan dapur utama, alhasil harus keluar dan membuka beberapa pintu untuk sampai kesana yang membuatku malas melihat apa yang sebenarnya berbunyi.
sungguh aku tidak takut dan berfikiran jauh seperti 'jangan2 itu bunyi hantu menggoda?' Aku hanya malas melihat dan tidak merasakan hal yang mungkin dikhawatirkan orang tua jika mereka yang mendengar denting tidak wajar beberapa kali seperti ini, kala itu mungkin aku masih berusia sekitar 16tahun, sangat belia untuk berfikiran takut, aku tetap asik menonton tv..
suara dentingan tangga besi itu terus berbunyi.. sayup.. sesekali.. dan terkadang agak keras menggema.. aku mulai merasa risih, apa gerangan??
Kubuka sedikit tirai di cendela ruang tv, ku tengok keadaan diluar, hening..
aq mendongak ke arah loteng rumah yang dibuat untuk jemuran, senyap..
tentu saja ta' bisa terlihat apapun, aku hanya melihat dari kaca cendela ruang tv, tak lebih.. aku tutup kembali tirai berwarna pink itu..
sayup2 denting kembali berbunyi, suara yang asing.. terkadang suara seperti kayu bagai diketukan ke handle tangga tersebut, aku sempat penasaran..
aku mulai merinding, suara ini terlalu tidak wajar
ku kecilkan volume tv, suara itu hilang.. aku kembali berusaha asyik menonton, melupakan suara2 asing itu, sedikit cerita2 horor jadi mulai terngiang difikiranku.. tapi aku belum ingin tidur, dilema antara menyayangkan film yg masih terputar dan antara ketakutan yang menyergap, aku berpura2 tidak mendengar apapun
Debum! Sayup tapi sangat jelas.. suara sesuatu yang jatuh ke tanah, sekarang bukan datang dari arah belakang lagi, tapi disamping rumah.. disusul sebuah suara sapi.. astagaaa! aku terlalu mendramatisir kejadian ini ternyata..
sepertinya suara sapi yang jatuh untuk bersiap tidur.. aku memperbaiki fikiran burukku.. suara denting tangga tidak terdengar lagi.. dan semua kembali senyap
hanya aku.. dan tv..
Pagi hari yang cerah untuk menceritakan incident yang aku alami semalam, aku punya kebiasaan di rumah menceritakan mimpi2 konyolku ketika tidur, tapi belum sempat aku membuka mulut untuk menceritakan incidentku, aku dikejutkan keramaian dibelakang rumah yang nampak bercerita dengan serunya.. bukan hanya ibu, ayah, mbak, tapi juga pakde, tante, mbah dan bahkan ada juga tetangga samping rumah, fikiranku semakin tertuju pada incident semalam..
'Ada apa?' Tanyaku pada mbak
'kita kemalingan' jawabnya lesu
Mereka semua yang dibelakang nampak menyusuri jejak yang tertinggal ditanah menerka-nerka siapa dalang dibalik ini semua
Aku kecil berkata pada ibu di belakang yang nampak terpukul, 'aku semalam denger suara2 aneh buk, tapi ga terfikir sampe sini, maaf..'
Rautnya nampak penuh penyesalan, pakde berkata dengan suara beratnya, 'kenapa ga bilang??? Kenapa ga bangunin ayah?'
Ibu membela dengan menghembuskan nafas maklum, 'karin masih kecil.. ga mungkin ngerti kaya gini2....'
'Astaga.. mungkin dia kena sirep (guna2 biar lupa)' tanggap yang lain
Aku menyesali diriku yang kecil dan pengecut ini, suara semalam terngiang sangat jelas.. hingga kini
Suara itu masih sangat bisa aku gambarkan dengan pasti, mungkin kalo aku diminta untuk mereka-ulang adegan seperti di acara berita2 di tv, aku bisa.. bahkan saat ini pun juga masih bisa padahal sudah beberapa tahun terlewat,
aku masih belum pernah bisa memaafkan diriku sendiri yang kecil dan naif..
Suara itu nyata dan aku tidak menyadarinya??
Dentingan2 kecil itu berputar seperti adegan harry potter masuk di masalalu tom riddle, tak terlihat tapi mampu menyaksikan seperti berada pada masa itu juga,
dan pikiranku melihat kejadian semalampun nyata seperti itu.. suara dentingan kaki2 mereka yang belum terbiasa melewati tangga besi putar rumah kami dalam keadaan gelap gulita, suara yang lebih keras menggema ialah suara kaki di loteng atas, kaki2 menjinjit itu tetap meninggalkan suara karna kelamnya malam, suara gedebum jatuh ketanah yang ku sangka sapi tetangga adalah sebenarnya si gerombolan yang diketahui 3 orang itu melemparkan 'hak kami' ke tanah di bawah, di pekarangan tetangga.. dari loteng atas!
ah andai aku lebih dewasa untuk mengerti segala kemungkinan dari kehidupan yang keras ini..
andai aku setidaknya mampu mencegah dengan berjalan ke belakang, ke dapur utama untuk mencegah tangan2 kotor itu menyakiti hati kami sekeluarga..
andai aku bisa lebih faham dan pintar dalam menganalisa sehingga tau apa yang seharusnya aku teriakkan atas tindakan mereka..
Astaga ALLAH ku.. kenapa ada umat-MU yang lancang dan ta' berperi kemanusiaan seperti itu?? Dangan dalih kesempatan? Atau kesempitan yang melanda hidupnya? Mereka tahu apa tentang keluarga kami hingga menjadikan kami sasaran antusias kemelencengan hidup mereka?? Andai aku bisa mengulang waktu..
perasaan bernama 'andai' itu masih terngiang hingga kini, hingga dibawah lampu teras rumah lewat sebuah siluet hitam! hanya siluet tapi sangat jelas karna gelapnya kamarku dan terangnya lampu luar..
aku diam untuk beberapa saat, mencerna apa yang akan terjadi selanjutnya, aku ingin sebuah kejutan dan mempermainkan kejutan itu dengan dendamku yang berapi, dendam atas aku yang ta' bisa memaafkn diriku sendiri, agar dunia tahu orang2 jahat seperti mereka akan menemukan getah dan ketidak amanan dalam aksi bakan hidupnya, hatinya akan dipenuhi rasa bersalah! jika mereka masih memiliki hati..
Tiba2 bayangan itu bergerak, aku menutup mata untuk mendengar, tapi jantungku ta' bisa bohong bahwa aku takut..detik2 berikutnya begitu terasa lama..
fikiranku yang bercampur dengan kantuk belum bisa menganalisa suara apa selanjutnya yang bakal terjadi, aku harus bisa menguatkan hati, begitu fikirku.
'Rin'
Jantungku semakin sport,
'dting dting', suara cendela kaca kamarku yang berukuran bioskop diketuk bersamaan dengan panggilan namaku, otakku masih berputar mencerna suara yang terdengar
Bunyi itu berulang, astaga itu ayah!
Sedikit kelegaan dalam bathinku, tapi aku tetap waswas, sebelum ku buka pintu ruang tamu, sempat ku intip dari cendela, ta'nampak wajahnya.. aku hanya melihat jaket hitam yang ayah kenakan tadi sebelum berangkat.
aku buka pintu dengan hati2, ayah masuk tanpa menoleh kepadaku, aku ta' bisa melihat wajahnya di ruang tamu yang gelap ini, aku memanggilnya dan...